Kamis, 21 Februari 2013

Keutamaan Muazzin

Dari Muawiah bin Abi Sufyan -radhiallahu anhu- dia berkata: Saya mendengar Rasulullah -shalallahu alaihi wa alihi wasallam- bersabda: “Orang-orang yang azan (muazzin) adalah orang yang paling panjang lehernya pada hari kiamat.” (HR. Muslim no. 387)
Yakni tatkala manusia sudah berdesak-desakan dan ketika keringat-keringat manusia sudah membanjiri mereka, bahkan ada yang keringatnya setinggi mulutnya. Maka muazzin selamat dari semua itu karena lehernya yang panjang. (Syarh Muslim: 4/333 karya An-Nawawi)
Abu Said Al-Khudri -radhiallahu anhu- pernah berkata kepada Abdullah bin Abdirrahman bin Abi Sha’sha’ah Al-Anshari: “Saya perhatikan kamu sangat menyukai kambing dan kampung. Karenanya jika kamu sedang bersama kambingmu atau sedang berada di kampungmu lalu kamu mengumandangkan azan untuk melaksanakan shalat, maka tinggikanlah suaramu ketika azan. Karena sesungguhnya tidaklah suara muazzin itu didengarkan oleh jin, manusia, dan yang lainnya melainkan semuanya akan menjadi saksi baginya pada hari kiamat. Kemudian Abu Said berkata, “Saya mendengarkan (hadits) ini dari Rasulullah shalallahu alaihi wa alihi wasallam.” (HR. Al-Bukhari no. 87)

Tujuh Amalan yang Membinasakan

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Hendaklah kalian menghindari tujuh dosa yang dapat menyebabkan kebinasaan.” Dikatakan kepada beliau, “Apakah ketujuh dosa itu wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “Dosa menyekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah untuk dibunuh kecuali dengan haq, memakan harta anak yatim, memakan riba, lari dari medan pertempuran, dan menuduh wanita mukminah baik-baik berbuat zina.” (HR. Al-Bukhari no. 2560 dan Muslim no. 129)

Penjelasan:
Ini adalah 7 dosa besar yang membinasakan. Dan sebagaimana dimaklumi bersama bahwa dosa-dosa besar itu tidak terbatas pada 7 amalan ini saja, akan tetapi masih banyak dosa besar lainnya yang tersebut dalam hadits-hadits yang lain. Di antaranya adalah hadits Abi Bakrah radhiallahu ‘anhu dia berkata: Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Apakah kalian mau aku beritahu dosa besar yang paling besar?” Beliau menyatakannya tiga kali. Mereka menjawab: “Mau, wahai Rasulullah”. Maka Beliau bersabda: “Menyekutukan Allah, durhaka kepada kedua orangtua”. Lalu Beliau duduk dari sebelumnya berbaring kemudian melanjutkan sabdanya: “Ketahuilah, juga ucapan dusta.” (HR. Al-Bukhari no. 2460 dan Muslim no. 126)

Selasa, 22 Januari 2013

Ketika Persahabatan Mulai Rapuh

Wahai sahabatku ........
Persahabatan merupakan segalanya bagiku,,, alhamdulilah aku menemukan sahabat yang memiliki karakteristik dan domisili yang berbeda... inilah yang membuat aku bangga bahwa semakin banyak sahabat maka semakin kuat hatiku untuk berpijak. memang benar islam mengajarkan untuk saling mencntai dan menjalin ukhuwah "Innamal mu'minuna ikhwatun..."  persahabatan akan sangat kuat bila satu sama lain saling mencintai, saling mengerti, toleransi, dan tetap dalam satu pikiran bahwa kita diajarkan untuk saling menjalin ukhuwah islamiyah. namun bagaimana rasanya ketika seorang sahabat yang tercinta mulai rapuh??
Wahai sahabatku ........
Lontaran kata ini memang tidak semua ingin mendengar, akan tetapi mungkin suatu saat kita dihadapkan dengan yang demikian. wahai sahabatku LQ-SMART alhamdulilah kita selalu dibawah lindungan Allah dimanapun kalian berada.. memang LQ-SMART hanyalah sebuah nama yang mungkin bagi kalian itu kurang berarti, namun coba renungkanlah... sejak pertama kita bertemu, dan bagaimana sejarah berdirinya LQ-SMART. tentu mengandung makna tersendiri dan aku yakin sejarah ini tak kan terlupakan hingga masa senja kita nanti.. inilah kisah yang paling terkesan bagi aku dan tentu bagi kalian semua.. pengalaman terkesan yang kalian dapatkan semasa kalian hidup dijogja..

Selasa, 13 November 2012

Hukum Mengangkat Tangan Ketika Berdoa Shalat Jumat

Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam teruntuk Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnya. Pada dasarnya tidak disyari'atkan bagi makmum untuk mengangkat tangan saat khatib Jum'at berdoa dan mengaminkannya dengan suara keras, kecuali dalam Istisqa' (doa meminta hujan). Adapun yang disyariatkan adalah diam mendengarkan khatib dan mengaminkan doanya bagi dirinya sendiri, tanpa mengeraskan suara.

Fatwa Syaikh Ibnu Bazz
Mengangkat tangan tidak disyari'atkan dalam khutbah Jum'at dan tidak pula dalam khutbah 'Ied –bagi imam maupun makmum-. Yang disyariatkan adalah diam mendengarkan khatib dan mengaminkan doanya bagi dirinya sendiri, tanpa mengeraskan suara. Adapun mengangkat tangan tidak disyari'atkan, karena Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam tidak pernah mengangkat kedua tangannya saat khutbah jum'at dan tidak pula saat khutbah 'Ied. Hal ini didasarkan juga pada tindakan sebagian sahabat ketika melihat sebagian umara' mengangkat kedua tangannya saat khutbah Jum'at, mereka mengingkarinya dan berkata, "Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam tidak pernah mengangkat kedua tangannya."

Minggu, 02 September 2012

Hakikat Berdoa

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka jawablah bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa. Apabila ia berdoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memnuhi segala perintah-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada di dalam kebenaran,” (QS. Al-Baqarah : 186)

Sampai saat ini negeri kita masih “dianugerahi” nikmat yang sangat luar biasa yakni krisis multi dimensi. Buruh dan pegawai terkena PHK. Tak sedikit pelajar dan mahasiswa yang putus sekolah dan kuliahnya karena tak mampu membayar biaya. Juga tak sedikit para pejabat yang akhirnya masuk penjara karena terbukti menyalahgunakan uang negara hanya demi menanggulangi krisis yang tengah melanda keluarganya.

Selasa, 17 Juli 2012

Tradisi Islam Bernuansa Hindu

Oleh  : Abdul Aziz Muallaf dari agama Hindu, asal Blitar masuk Islam tahun 1994

Banyak upacara adat yang menjadi tradisi di beberapa lingkungan masyarakat Islam yang sebenarnya tidak diajarkan dalam Islam. Tradisi tersebut ternyata bukan bersumber dari agama Islam, tetapi bersumber dari agama Hindu. Agar lebih jelasnya dan agar umat Islam tidak tersesat, marilah kita telah secara singkat hal-hal yang seolah-olah bermuatan Islam tetapi sebenarnya bersumber dari agama Hindu.

1. Tentang Selamatan 
Biasa Disebut genduri [Kenduri atau Kenduren]
Genduri merupakan upacara ajaran Hindu. [Masalah ini] terdapat pada kitab sama weda hal. 373 (no.10) yang berbunyi “Antarkanlah sesembahan itu pada Tuhanmu Yang Maha Mengetahui”. Yang gunanya untuk menjauhkan kesialan. “Sloka prastias mai pipisatewikwani widuse bahra aranggaymaya jekmayipatsiyada duweni narah”. [Hal ini] bertentangan dengan  Firman Allah : Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan.” (QS. Adz-Dzariyat [51]:57)

Jangan Jadi Penerus Kaum Jahiliyah

Penulis: Aditya Budiman bin Usman

Segala puji yang disertai pengagungan seagung-agungnya hanya milik Allah Subhanahu wa Ta’ala dan perendahan diri kita yang serendah-rendahnyanya hanya kita berikan kepadaNya Robbul ‘Alamin yang telah memilih bagi NabiNya Sahabat-sahabat yang mulia. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi was sallam, istri-istri Beliau, Keluarganya, para Sahabatnya dan ummat Beliau yang senantiasa meniti jalannya dengan baik hingga hari kiamat.
Yang dimaksud dengan jahiliyah adalah sesuatu yang dinisbatkan dengan kebodohan/tidak adanya ilmu, yaitu tidak adanya ilmu dari Rosul dan Kitab Suci. Secara khusus yang dimaksud dengan jaman jahiliyah adalah masa dimana sebelum diutusnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Allah Subhana wa Ta’alaberfirman,

Jumat, 13 Juli 2012

Jauhilah Thaghut

Ditulis oleh: Al-Ustadz Abu Abdillah Abdurrahman Mubarak

Dakwah semua Rasul yang Allah l utus adalah menyeru umatnya untuk beribadah kepada Allah l dan mengkufuri thaghut. Allah l berfirman:
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولاً أَنِ اعْبُدُوا اللهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
“Dan telah kami utus seorang Rasul pada setiap umat, (untuk menyeru): ‘Beribadahlah kalian kepada Allah dan jauhilah oleh kalian thaghut’.” (An-Nahl: 36)
Kufur kepada thaghut adalah syarat sahnya ibadah seseorang, sebagaimana wudhu merupakan syarat sah shalat.


Pengertian Thaghut
Secara bahasa, kata ini diambil dari kata طَغَى, artinya melampaui batas.
Allah l berfirman:
إِنَّا لَمـَّا طَغَى الْمَاءُ حَمَلْنَاكُمْ فِي الْجَارِيَةِ
“Sesungguhnya ketika air melampaui batas, Kami bawa kalian di perahu.” (Al-Haqah:11)Adapun menurut istilah syariat, definisi yang terbaik adalah yang disebutkan Ibnul Qayyim: “(Thaghut) adalah setiap sesuatu yang melampui batasannya, baik yang disembah (selain Allah k), atau diikuti atau ditaati (jika dia ridha diperlakukan demikian).”

Senin, 02 Juli 2012

Golongan Yang Tidak Layak Memiliki Ilmu

Ali bin Abi Thalib radhiallahu anhu yang menyebutkan macam-macam orang yang mempunyai ilmu namun mereka tidak layak untuk memilikinya. Mereka ada empat golongan.



Golongan pertama: yang tidak dapat dipercaya memegang amanah ilmu. Yaitu, orang yang diberi karunia kecerdasan dan hafalan, tapi ia tidak dikaruniai kebersihan hati. Akhirnya ia menjadikan ilmu -yang merupakan alat agama— sebagai alat dunia. Ia mencari dunia dengan ilmu itu. Ia memfungsikan komoditi perdagangan akhirat menjadi alat dagang dunia. Orang seperti ini tidak amanah terhadap ilmu yang ; dimilikinya. Allah subhanahu wata'ala sekali-kali tidak menjadikannya imam bagi ilmu itu. Sebab, orang yang amanah adalah orang yang tidak punya tujuan dan keinginan pribadi selain mengikuti serta mendapatkan kebenaran, sehingga ia tidak memburu kekuasaan dan dunia dengannya. Orang yang telah menjadikan komoditi akhirat sebagai alat dagang dunia telah mengkhianati Allah subhanahu wata'ala, mengkhianati hamba-hamba-Nya, dan mengkhianati agama-Nya. Oleh sebab itu, Imam Ali mengungkapkan orang pertama ini dengan "orang yang tidak amanah atas ilmu."

Sabtu, 30 Juni 2012

Hadits-Hadits Dho’if Sekitar Ramadhan

 Penulis: Syaikh Salim & Syaikh Ali Hasan Abdul Hamid

Kami menilai perlunya dibawakan pasal ini pada kitab kami, karena adanya sesuatu yang teramat penting yang tidak diragukan lagi sebagai peringatan bagi manusia, dan sebagai penegasan terhadap kebenaran, maka kami katakan: Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla telah menetapkan sunnah Nabi secara adil, (untuk) memusnahkan penyimpangan orangorang sesat dari sunnah, dan mematahkan takwilan para pendusta dari sunnah dan menyingkap kepalsuan para pemalsu Sunnah. Sejak bertahun-tahun sunnah telah tercampur dengan hadits-hadits dhaif, dusta, diada-adakan atau lainnya. Hal ini telah diterangkan oleh para imam terdahulu dan ulama salaf dengan penjelasan dan keterangan yang sempurna.

Basmalah dalam shalat

Oleh: Hermansyah, Lc

Ketika kita shalat berjama’ah, sebagian masjid imam shalat mengeraskan bismillah waktu membaca surat Alfatihah sementara sebagian masjid yang lain, kita tidak mendengarkan imam shalat membaca bismillah dalam surat alfatihah. Hal ini terkadang memicu sebagian jama’ah enggan untuk shalat berjama’ah dibelakang imam yang berseberangan dengan apa yang mereka fahami selama ini, lalu sebenarnya bagaimana pandangan para ulama tentang hukum membaca basmalah dalam shalat?

Ulama berbeda pendapat tentang hukum membaca basmalah
Kalau kita tela’ah kitab-kitab literature islam, kita akan mendapati para ulama berbeda pendapat tentang hukum membaca basmalah dalam shalat, perbedaan ini adalah hasil dari perbedaan mereka dalam memandang basmalah itu, apakah basmalah adalah ayat yang berdiri sendiri di awal setiap surat, atau apakah ia termasuk bagian dari setiap surah ?

Jumat, 29 Juni 2012

Kesehatan Berwudhu

Rasulullah bersabda, “Barangsiapa berwudhu dengan membaguskan wudhu’nya, maka keluarlah dosa-dosanya dari kulitnya sampai dari kuku jari-jemarinya”. (HR. Muslim), dalam hadits lain  Rasulullah bersabda, “Sungguh ummatku akan diseru pada hari kiamat dalam keadaan bercahaya kare bekas wudhu’nya, (Abu Hurairah menambahkan) maka siapa yang mampu melebihkan panjang sinar pada tubuhnya, maka lakukanlah. (HR. Bukhari dan Muslim).  
Ilmu kontemporer menetapkan -setelah melalui percobaan mikroskopi terhadap tumbuhnya mikroba pada orang yang berwudhu’ secara teratur dan juga kepada yang tidak teratur- bahwasannya orang yang selalu berwudhu maka mayoritas hidung mereka menjadi bersih, tidak terdapat berbagai mikroba. Oleh

Antara bersin dan menguap


Dari Abu Hurairah radhiyallahu ta’alaa anhu, Rasulullah bersabda, “Sungguh Allah mencintai orang yang bersin dan membenci orang yang menguap, maka jika kalian bersin maka pujilah Allah, maka setiap orang yang mendengar pujian itu untuk menjawabnya; adapun menguap, maka itu dari syaitan, maka lawanlah itu sekuat tenagamu. Dan apabila seseorang menguap dan terdengar bunyi: Aaaa, maka syaitan pun tertawa karenanya”. (Shahih Bukhari, 6223.)
Imam Ibn Hajar berkata, “Imam Al-Khathabi mengatakan bahwa makna cinta dan benci pada hadits di atas dikembalikan kepada sebab yang termaktub dalam hadits itu. Yaitu bahwa bersin terjadi karena badan yang kering dan pori-pori kulit terbuka, dan tidak tercapainya rasa kenyang. Ini berbeda

Wajibnya Merapatkan dan Meluruskan Shaf



سَوُّوْا صُفُوْفَكُمْ فَإِنَّ تَسْوِيَةَ الصَّفِّ مِنْ تَمَامِ الصَّلاَةِ
“Luruskan shaf-shaf kalian, karena sesungguhnya meluruskan shaf termasuk kesempurnaan sholat”.
Takhrij Hadits:Hadits dengan lafadz ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shohihnya (433) dari shahabat Anas bin Malik -radhiallahu Ta’ala ‘anhu-, dan dalam riwayat Al-Bukhary (723), dengan lafazh:
سَوُّوْا صُفُوْفَكُمْ فَإِنَّ تَسْوِيَةَ الصَّفِّ مِنْ إِقَامَةِ الصَّلاَةِ
”Luruskan shaf-shaf kalian, karena sesungguhnya meluruskan shaf termasuk menegakkan sholat.”Semakna dengannya, hadits Abu Hurairah -radhiallahu Ta’ala ‘anhu- dalam riwayat Al-Bukhary (722) dan Muslim (435), dari Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- bahwa beliau bersabda:
وَأَقِيْمُوْا الصَّفِّ فِي الصَّلاَةِ, فَإِنَّ إِقَامَةِ الصَّفِّ مِنْ حُسْنِ الصَّلاَةِ
“Dan tegakkanlah shaf di dalam shalat, karena sesungguhnya menegakkan shaf termasuk diantara baiknya sholat”.

Kamis, 28 Juni 2012

Dosa Menghapus Amal


Jangan pernah menganggap remeh dosa-dosa yang kita lakukan, kadang ada dari kita yang menganggap karena kebaikan-kebaikan kita sudah banyak, seperti saum sunnah, shalat sunnah, sedekah, membaca A;l Quran, zikir dan sebagainya, maka membuat kita meremehkan dosa-dosa yang kadang kerap kali kita lakukan, seperti berdusta, membuka aurat, bermaksiat dan sebagainya.  Ketahuilah, bahwa semua amal kebaikan dan ibadah yang kita lakukan akan terhapus dan terbakar oleh dosa-dosa yang kita lakukan tersebut.  Dan ketahuilah, jika seseorang menganggap remeh suatu dosa, maka berarti dia telah terpedaya oleh syaitan, walaupun orang itu telah banyak beramal.

Islam Iman Dan Ihsan

Dienul Islam mencakup tiga hal, yaitu: Islam, Iman dan Ihsan. Islam berbicara masalah lahir, iman berbicara masalah batin, dan ihsan mencakup keduanya. Ihsan memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari iman, dan iman memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari Islam. Tidaklah ke-Islaman dianggap sah kecuali jika ada iman, karena konsekuensi dari syahadat mencakup lahir dan batin.

Pada saat Malaikat Jibril bertanya tentang konsep Iman, Islam dan Ihsan, Rasulullah Saw menjawab, ”Bahwa Iman ialah hendaklah Engkau mengimankan Allah, Malaikat Allah, Kitab kitab Allah, para Utusan Allah, Hari Qiyamat, dan mengimankan Taqdir, baik dan buruknya adalah ketentuan Allah. Islam ialah hendaklah engkau bersaksi bahwasanya tidak ada Tuhan yang patut disembah melainkan Allah, dan nabi Muhammad adalah UtusanNya, mendirikan Shalat, Menunaikan Zakat, berpuasa Ramadhan, dan berangkat Haji bila telah mampu. Sedangkan Ihsan yaitu hendaklah engkau beribadah kepada Allah seperti engkau melihatNYA, apabila tidak bisa demikian , maka sesungguhnya Allah melihat engkau”. (HR. Bukhari)

Rabu, 27 Juni 2012

Mutiara Hadits tentang Dosa-dosa Besar


Abu Hurairah ra menuturkan bahwa Rasulullah saw bersabda :"Jauhilah tujuh dosa yang dapat menghapus amal kebajikan, yakni mempersekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang telah diharamkan oleh Allah kecuali dengan alasan yang benar, memakan riba, memakan harta anak yatim, berpaling dari barisan perang, dan menuduh berzina wanita-wanita menjaga kehormatan yang lengah lagi beriman." (HR. al-Bukhari dan Muslim. Lihat hadits ini dalam Zad al-Muslim, nomor 13, tentang yang telah disepakati oleh al-Bukhari dan Muslim.).

Sabtu, 23 Juni 2012

Hadits Dhaif dan Maudhu Tentang Faedah Surah Yassin

Penyusun: Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas
Adapun hadits-hadits yang semuanya dha’if (lemah) dan atau maudhu’ (palsu) yang dijadikan dasar tentang fadhilah surat Yasin diantaranya adalah sebagai berikut :
Hadist 1
Artinya: “Siapa yang membaca surat Yasin dalam suatu malam, maka ketika ia bangun pagi hari diampuni dosanya dan siapa yang membaca surat Ad-Dukhan pada malam Jum’at maka ketika ia bangun pagi hari diampuni dosanya.” (Ibnul Jauzi, Al-Maudhu’at, 1/247).
Keterangan: Hadits ini Palsu.
Ibnul Jauzi mengatakan, hadits ini dari semua jalannya adalah batil, tidak ada asalnya. Imam Daruquthni berkata: Muhammad bin Zakaria yang ada dalam sanad hadits ini adalah tukang memalsukan hadits. (Periksa: Al-Maudhu’at, Ibnul Jauzi, I/246-247, Mizanul I’tidal III/549,Lisanul Mizan V/168, Al-Fawaidul Majmua’ah hal. 268 No. 944).

Hukum Tahlilan Menurut Imam Syafii?

Akhir-akhir ini kita sering mendengar kegiatan tahlil bersama, sehubungan dengan perginya orang penting di negara ini. Kegiatan tahlilan marak dilakukan oleh sebagian orang yang ingin mendoakan agar amal ibadah yang bersangkutan diterima oleh Allah Subhanahu wa ta’ala. Saya tidak ingin berpolemik dengan membahas tentang si orang penting ini, tetapi ingin sekedar membagi yang saya baca, mengenai prosesi tahlilan tersebut. Benarkah amaliah ini benar-benar di syariatkan oleh agama ini? Dan benarkah bahwa imam Syafi’i yang diklaim sebagai madzab yang diikuti oleh sebahagian besar oleh umat Islam di negeri ini menganjurkannya atau justru MELARANGNYA?

Syarat Agar Taubat Diterima


Penulis: Abu Hudzaifah Yusuf
Memang manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Namun manusia yang terbaik bukanlah manusia yang tidak pernah melakukan dosa sama sekali, akan tetapi manusia yang terbaik adalah manusia yang ketika dia berbuat kesalahan dia langsung bertaubat kepada Allah dengan sebenar-benar taubat. Bukan sekedar tobat sesaat yang diiringi niat hati untuk mengulang dosa kembali. Lalu bagaimanakah agar taubat seorang hamba itu diterima?
Syarat Taubat Diterima
Agar taubat seseorang itu diterima, maka dia harus memenuhi tiga hal yaitu:

Hukum Memakai Kaos Bola Bertuliskan Nama Orang Kafir

Oleh: Asy Syaikh Shalih bin Fauzan Al Fauzan
Asy Syaikh ditanya tentang memakai baju yang dipakai orang-orang kafir di mana di bagian punggungnya terdapat nama olahragawan (pemain bola) kafir tanpa meniatkan tasyabbuh (meniru kebiasaan) mereka. Maka beliau menjawab:
“Perbuatan ini termasuk pengagungan terhadap orang kafir. Selama ia memakai baju yang terdapat nama orang kafir atau gambarnya, maka ini termasuk pengagungan terhadap orang kafir. Tidak diperbolehkan. Minimal hukumnya adalah haram. Dan apabila ia memang berniat mengagungkannya, dikhawatirkan ia jatuh dalam kemurtadan.

Kamis, 21 Juni 2012

Jadilah Pemaaf

Oleh : Ustadz Kharisman

             Abu Bakr as-Shiddiq pernah sangat marah dan hendak memutuskan pemberian bantuan kepada sepupunya, Misthah bin Utsatsah. Sebelumnya, sudah menjadi kebiasaan Abu Bakr memberi nafkah kepada Misthah yang miskin. Namun, suatu ketika pada saat tersebar berita dusta (fitnah) tentang ‘Aisyah – putri beliau- Misthah punya andil dalam menukil kabar dusta tersebut. Ketika Abu Bakr sempat bersumpah untuk tidak akan memberi bantuan lagi kepada Misthah tersebut, turun firman Allah yang artinya “Janganlah seseorang yang memiliki kelebihan dan kelapangan rezeki bersumpah untuk tidak memberi karib kerabat dan orang miskin serta muhajirin di jalan Allah….” (Q.S anNuur:22).  Hendaknya kalian memaafkan dan melupakan kesalahannya. Tidakkah kalian ingin Allah mengampuni kalian? Dan sesungguhnya Allah adalah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (Q.S anNuur:22)

Ketika dibacakan ayat itu Abu Bakr as-Shiddiq kemudian berkata: Demi Allah

Maaf aku tak akan mengucapkan selamat ulang tahun pada sahabatku



Ada yg lebih baik daripada ucapan “happy b’day or wish U all the best” atau mengucapkan SELAMAT HARI ULANG TAHUN atau agak “islami” dikit MET MILAD ??

Kita menganggap diantara bentuk kebaikan/perhatian yg kita ungkapkan kepada orang lain adalah memberinya ucapan selamat di hari ulang tahunnya.

Sebagai seorang muslim sebaiknya kita tinggalkan, kebiasaan ini, karena mengucapkan “selamat ulang tahun (dan sejenisnya)” bukanlah tradisi islam.

Dan hari raya di dalam Islam hanyalah dua: yaitu Idul Fitri dan Idul Adha. Adapun selain keduanya dari berbagai perayaan apakah yang berhubungan dengan
seseorang, sekelompok orang, atau satu kejadian, atau dengan makna apa saja, maka itu merupakan perayaan-perayaan yang baru dalam agama, Dan telah shahih dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bahwa beliau
bersabda:

Bahaya Tathayyur (Gugon Tuhon)


“At-Tathayyur” secara bahasa, adalah mashdar dari (kata) – ‎تَطَيَّرَ – (Tathayyara)- asal mulanya diambil dari kata – ‎الطَّيْرُ – (Ath-Thairu) (yang berarti burung), karena bangsa Arab (sebelum datangnya Islam [1]) menentukan nasib sial dan nasib baik dengan menggunakan burung-burung, melalui cara yang telah mereka ketahui, yaitu dengan melepaskan seekor burung, kemudian dilihat apakah burung tersebut terbang ke kanan, ke kiri, ataukah terbang ke arah yang mendekati (kanan atau kiri). Jika (burung tersebut) terbang ke arah kanan dia pun berangkat (maju), (dan jika) terbang ke arah kiri, maka dia pun mundur (menahan diri untuk berangkat).
Adapun (“At-Tathayyur”) dalam istilah (syari’at) adalah merasa bernasib sial disebabkan karena sesuatu yang dilihat atau didengar, atau karena sesuatu yang diketahui (selain dari yang dilihat atau didengar). [2]

MENJAGA LISAN ITU SULIT, BAHKAN AMAT SANGAT SULIT

Imam An-Nawawi rohimahulloh berkata, "Ketahuilah, setiap orang harus menjaga lisannya, kecuali ucapan yang sudah jelas menfaatnya. Apabila belum jelas maka ditekankan agar lebih memilih diam. Sebab ucapan yang mubah bisa menyeret kepada yang harom atau makruh. Bahkan kenyataan seperti ini sangat banyak dan sering terjadi. Sementara keselamatan tidak dapat dinilai dengan apapun."
{Al-Adzkar, hal. 284}

Tapi anehnya, banyak manusia yang bisa menjaga diri dari makanan yang harom, kezholiman, zina, mencuri, minum khomer, melihat kepada yang harom dilihat dan maksiat lainnya, namun ia tidak bisa menjaga gerakan lisannya, sampai-sampai pada orang yang dianggap alim beragama, ahli zuhud dan ibadah. Ia berbicara dengan pembicaraan yang mendatangkan kemurkaan Alloh, ia tidak merasa

Celaka Karena Salah Berdzikir

Disadur dari     : http://basweidan.com/      
Ketika mendengar kata ‘dzikir’, terlintas di benak kita sosok orang yang duduk menghadap kiblat, dengan bibir komat-kamit sambil memegang tasbih atau menghitung ruas jari. Kata ‘dzikir’ sering dikonotasikan sebagai ‘wirid’, alias bacaan tasbih, tahmid, takbir, tahlil, istighfar, dan semisalnya. Sehingga majelis dzikir pun menjadi identik dengan majelis wirid. Memang, pemahaman di atas tidak mutlak salah; namun juga tidak sepenuhnya benar. Berikut ini beberapa hadits tentang fadhilah dzikir dan majelis dzikir yang sering difahami secara keliru.Abu Hurairah dan Abu Sa’id Al Khudri radhiyallaahu ‘anhuma meriwayatkan, bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَا يَقْعُدُ قَوْمٌ يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلَّا حَفَّتْهُمْ الْمَلَائِكَةُ وَغَشِيَتْهُمْ الرَّحْمَةُ وَنَزَلَتْ عَلَيْهِمْ السَّكِينَةُ وَذَكَرَهُمْ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُTidaklah sekelompok orang duduk mengingat Allah, melainkan malaikat akan mengitari mereka, rahmat melingkupi mereka, rasa tenteram menyelimuti mereka, dan Allah menyebut-nyebut mereka di kalangan malaikat di sisi-Nya.[1] Dalam hadits lainnya, Rasulullah bersabda yg artinya, “Sesungguhnya Allah memiliki malaikat yang

Jumat, 15 Juni 2012

Matinya Risalah Dakwah

Oleh     : Timtim A. Wicaksono

      Ikhwah fillah yang dirahmati Allah. Kita sebagai orang mukmin tentu harus faham bahwa menyampaikan suatu risalah kebenaran adalah kewajiban. didalam Al-qur'an diterangkan Allah ta’ala berfirman “Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al-Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua (makhluk) yang dapat melaknati, kecuali mereka yang telah taubat dan mengadakan perbaikan dan menerangkan (kebenaran), maka terhadap mereka itu Aku menerima taubatnya dan Akulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang” [QS. Al-Baqarah : 159-160]. Jadi orang mukmin yang benar-benar beriman kepada hari akhir maka dia takut akan ancaman Allah atas orang yang menyembunyikan suatu bukti kebeneran. Perkembangan iptek hari demi hari menjadikan peta pemikiran kita semakin bertambah sejalan dengan perkembangan kemajuan zaman. Hal ini tidak bisa dipungkiri merasuk ke seluruh golongan. Alhasil tentu seluruh

Islam dan Globalisasi

*Oleh Timtim A. Wicaksono
             Ikhwah fillah yang dirahmati Allah, islam sudah ada sejak 14 abad silam. Ketika waktu itu Nabi Muhammad yang diutus oleh Allah untuk menjadi pemimpin dan penyampai risalah kebenaran untuk melepaskan dari masa kejahiliyahan menuju jalan lurus yang dirahmati Allah. Benturan dan rintangan yang dialami kanjeng nabi sangatlah sulit. Bahkan kehadiran Islam waktu itu banyak pertentangan. Saat ini kita hidup jauh dari Rasul dan itu tidak bisa dipungkiri bahwa keadaan islam pun semakin besar tingkat melencengnya dari agama. Keadaan seperti ini dapat saya katakan bahwa kita memasuki masa kejahiliyahan yang kedua, bahkan lebih dari jahiliyahnya masa Rasulullah. Saya dapat

Selasa, 12 Juni 2012

Syukur ataukah kufur


*Oleh Timtim A. Wicaksono

Alhamdulillah segala puji bagi Allah tuhan semesta alam. Ikhwah fillah yang senantiasa dirahmati Allah. Marilah senantiasa kita bersyukur atas nikmat yang Allah berikan kepada kita, ni'mat yang berupa sempat maupun ni'mat yang berupa sehat. bahkan didalam Al-quran telah ditegaskan “Jika kamu menghitung-menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan dapat menentukan jumlahnya (menghitungnya). Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang.” (QS. An Nahl : 18). Kedua nikmat ini terkadang kita lupakan. bahkan secara tidak kita sadari di kehidupan sehari hari, kita sering menegluh kesah, cemas, pesimis, dan lain sebagainya. hal inilah sering terjadi di kehidupan kita, bahkan kita sendiri pernah mengalami seperti itu. kejadian seperti itu karena kurang syukurnya kita kepada
sang khaliq Allah Swt. telah dijelaskan didalam Al-Qur'an QS. Ibrahim ayat ke 7 yang potongan ayatnya berbunyi ".....Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".