Oleh: Hermansyah, Lc
Ketika kita shalat berjama’ah, sebagian masjid imam shalat mengeraskan bismillah waktu membaca surat Alfatihah sementara sebagian masjid yang lain, kita tidak mendengarkan imam shalat membaca bismillah dalam surat alfatihah. Hal ini terkadang memicu sebagian jama’ah enggan untuk shalat berjama’ah dibelakang imam yang berseberangan dengan apa yang mereka fahami selama ini, lalu sebenarnya bagaimana pandangan para ulama tentang hukum membaca basmalah dalam shalat?
Ulama berbeda pendapat tentang hukum membaca basmalah
Kalau kita tela’ah kitab-kitab literature islam, kita akan mendapati para ulama berbeda pendapat tentang hukum membaca basmalah dalam shalat, perbedaan ini adalah hasil dari perbedaan mereka dalam memandang basmalah itu, apakah basmalah adalah ayat yang berdiri sendiri di awal setiap surat, atau apakah ia termasuk bagian dari setiap surah ?
Dalam hal ini ulama berbeda pendapat menjadi tiga kelompok:
1. Basmalah adalah ayat dari setiap surat termasuk alfatihah, ini adalah pendapat madzhab Syafi’i.
2. Basmalah bukanlah termasuk ayat dalam alfatihah bukan pula ayat dari surat-surat lainnya, ini adalah pendapat madzhab Maliki.
3. Basmalah adalah ayat yang berdiri sendiri yang diturunkan sebagai tanda pemisah antara satu surat dengan surat lainnya. Ini adalah pendapat madzhab Hanafi
1. Basmalah adalah ayat dari setiap surat termasuk alfatihah, ini adalah pendapat madzhab Syafi’i.
2. Basmalah bukanlah termasuk ayat dalam alfatihah bukan pula ayat dari surat-surat lainnya, ini adalah pendapat madzhab Maliki.
3. Basmalah adalah ayat yang berdiri sendiri yang diturunkan sebagai tanda pemisah antara satu surat dengan surat lainnya. Ini adalah pendapat madzhab Hanafi
Dalil-dalil dari setiap kelompok
-Dalil pendapat kelompok pertama:
Kelompok pertama yang mengatakan bahwa Basmalah adalah ayat dari setiap surat termasuk alfatihah berdalil sebagai berikut:
1. Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah :
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : إذا قرأتم الحمد لله فاقرؤوا بسم الله الرحمن الرحيم إنها أم القرآن وأم الكتاب والسبع المثاني وبسم ا لله الرحمن الرحيم إحدى آياتها رواه الدارقطني
Artinya:
Dari Abu Hurairah RA ia berkata, rasulullah shallallhu ‘alaihi wasallam bersabda apabila kalian membaca Alhamdulillah maka bacalah bismillahir rahmanir rahiim, sesungguhnya ia adalah ummul qur’an , ummul kitab dan tujuh yang berulang-ulang dan bismillahir rahmanir rahiim adalah salah satu dari ayatnya. HR Daruquthni.
-Dalil pendapat kelompok kedua :
Kelompok kedua yang mengatakan bahwa Basmalah bukanlah termasuk ayat dalam alfatihah bukan pula ayat dari surat-surat lainnya berdalil sebagai berikut:
Hadits yang diriwayatkan oleh imam bukhori dan muslim :
عن عائشة رضي الله تعالى عنها : أن رسول الله صلى الله عليه و سلم كان يفتتح الصلاة بالتكبير والقراءة بالحمد لله رب العالمين رواه مسلم
Artinya:
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwasanya Rasulullah shallallhu ‘alaihi wasallam memulai shalat dengan takbir kemudian membaca Alhamdulillah rabbil alamiin. HR Muslim
Dan hadits :
عن أنس بن مالك أنه حدثه قال صليت خلف النبي صلى الله عليه و سلم وأبي بكر وعمر وعثمان فكانوا يستفتحون بالحمد لله رب العالمين لا يذكرون بسم الله الرحمن الرحم في أول قراءة ولا في آخرها رواه مسلم
Artinya:
Dari Anas bin Malik ia bercerita aku shalat dibelakang Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam , abu Bakar, Umar dan Utsman. Mereka semua memulai bacaan dengan alhamdulillahi rabbil ‘alamiin tanpa menyebutkan bismillahir rahmanir rahiim di awal bacaan tidak pula diakhirnya. HR Muslim
-Dalil pendapat kelompok ketiga
kelompok ketiga yang mengatakan bahwa Basmalah adalah ayat yang berdiri sendiri yang diturunkan sebagai tanda pemisah antara satu surat dengan surat lainnya berdalil sebagai berikut:
عن ابن عباس قال كنا لا نعرف انقضاء السورة حتى تنزل بسم الله الرحمن الرحيم رواه ابو داود
Artinya:
Dari Ibn Abbas ia berkata Kami tidaklah mengetahui berakhirnya surat sampai turun bismillahir rahmanir rahim. HR Abu Dawud
Buah dari perpedaan ulama dalam memandang bismillah:
Sebagai buah dari perbedaan ulama dalam memandang basmalah diatas, maka para ulama pun berbeda pendapat tentang hukum membaca basmalah dalam shalat menjadi beberapa kelompok berikut;
1. Imam Malik menyatakan tidak boleh membaca basmalah dalam shalat wajib baik itu dengan cara mengeraskannya ataupun mengecilkannya.
2. Imam Abu Hanifah menyatakan bahwa basmalah itu dibaca secara sir dalam semua raka’at shalat.
3. Imam Ahmad menyatakan bahwa wajib membaca basmalah secara sir, tidak disunnahkan dibaca secara jahar.
1. Imam Malik menyatakan tidak boleh membaca basmalah dalam shalat wajib baik itu dengan cara mengeraskannya ataupun mengecilkannya.
2. Imam Abu Hanifah menyatakan bahwa basmalah itu dibaca secara sir dalam semua raka’at shalat.
3. Imam Ahmad menyatakan bahwa wajib membaca basmalah secara sir, tidak disunnahkan dibaca secara jahar.
Dari pemaparan diatas dapat kita ketahui persamaan dan perbedaan para ulama sebagai berikut;
Jumhur ulama yang diwakili oleh imam abu hanifah, imam syafi’I dan imam ahmad bersepakat bahwa bismilah tetap dibaca ketika membaca alfatihah, namun mereka berselisih apakah bismillah dibaca secara jahar atau sir? Maka imam abu hanifah dan imam ahmad menyatakan bahwa bismillah dibaca sir sementara imam syafi’I menyatakan bahwa bismillah dibaca jahar pada shalat-shalat jahar. Sementara imam malik menyatakan bahwa basmalah tidak dibaca sama sekali.
Jumhur ulama yang diwakili oleh imam abu hanifah, imam syafi’I dan imam ahmad bersepakat bahwa bismilah tetap dibaca ketika membaca alfatihah, namun mereka berselisih apakah bismillah dibaca secara jahar atau sir? Maka imam abu hanifah dan imam ahmad menyatakan bahwa bismillah dibaca sir sementara imam syafi’I menyatakan bahwa bismillah dibaca jahar pada shalat-shalat jahar. Sementara imam malik menyatakan bahwa basmalah tidak dibaca sama sekali.
Nah, disini penulis ingin mengambil jalan tengah dengan mengutip ucapan syaikh ‘Athiyah Saqar dalam fatawa Al Azhar yang menggabungkan hadits-hadits yang beredar tentang basmalah, beliau mengatakan ada kemungkinan Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam terkadang mengeraskan bacaan basmalah sebagaimana yang diriwayatkan oleh imam Daruquthni namun lebih sering membacanya secara sir sebagaimana hadits riwayat Muslim, dan hal ini jugalah yang diungkapkan oleh syaikh Bin Baz dalam kitabnya Majmu’ Fatawa Bin Baz.
Dari pemaparan yang ada, mudah-mudahan kita menjadi orang yang toleransi, jauh dari sifat fanatik golongan serta bijak dalam menyikapi perbedaan-perbedaan yang ada.
Wallahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar