Jumat, 15 Juni 2012

Matinya Risalah Dakwah

Oleh     : Timtim A. Wicaksono

      Ikhwah fillah yang dirahmati Allah. Kita sebagai orang mukmin tentu harus faham bahwa menyampaikan suatu risalah kebenaran adalah kewajiban. didalam Al-qur'an diterangkan Allah ta’ala berfirman “Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al-Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua (makhluk) yang dapat melaknati, kecuali mereka yang telah taubat dan mengadakan perbaikan dan menerangkan (kebenaran), maka terhadap mereka itu Aku menerima taubatnya dan Akulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang” [QS. Al-Baqarah : 159-160]. Jadi orang mukmin yang benar-benar beriman kepada hari akhir maka dia takut akan ancaman Allah atas orang yang menyembunyikan suatu bukti kebeneran. Perkembangan iptek hari demi hari menjadikan peta pemikiran kita semakin bertambah sejalan dengan perkembangan kemajuan zaman. Hal ini tidak bisa dipungkiri merasuk ke seluruh golongan. Alhasil tentu seluruh
elemen masyarakat terkena dampaknya. Di era modern ini beragam kemajuan elah dicapai, tidak ada kata mustahil di dunia ini. Manusia mendapatkan segala kemudahan dalam menjalani kehidupannya, terutama dalam hal transformasi dan telekomunikasi. Tentu saja hasil ini baik langsung maupun tidak langsung telah membius seluruh elemen masyarakat.
        Munculnya media televisi, internet, maupun jejaring sosial seperti facebook, tweeter, dll bagi kehidupan di era sekarang ini memang sudah jamannya. Ketika kita lihat sebagian besar penduduk telah hidup dan menyatu dengan televisi maupun internet. Hal ini menandakan kehidupan manusia era ini telah menyatu dengan tekhnologi. Namun, ketika kita tinjau semua fasilitas yang telah disediakan dari berbagai macam tekhnologi tersebut dari segi agama sangat sedikit yang kita rasakan. Ketika kita melihat berbagai macam acara televisi yang disodorkan kepada pemirsa sangat sedikit acara yang menyuguhkan pendidikan yang berbasis agama. Meskipun ada namun penyampaian dakwah yang disuguhkan sekarang ini hanyalah sebatas hiburan dengan penyajian yang humoris yang ujuannya tidak lain hanyalah untuk menarik pangsa pasar dan meraup keuntungan golongan tertentu. Bahkan yang mengerikan lagi para da’i kita yang dipandang sebagai sosok yang patut jadi tauladan malah menjadikan dakwahnya sebagai meraup popularitas semata.
            Banyak orang sekarang ini berfikiran bahwa dunia adalah akhir dari kehidupan, jadi yang diinginkan sekarang hanyalah menumpuk harta maupun popularitas, nah salah satunya melalui media televisi. Banyak artis kita, para ustadz dan ustadzah yang hanya memamerkan popularitas dan mengutamakan segi materi dari pada amal yang akan mereka terima dari Allah abhkan yang lebih nyiris bila dalam penyampaian dakwah harus disesuaikan dengan pangsa pasar. Hal ini sama halnya dengan menutub kebenaran Allah yang lain agar sesuai dengan pangsa pasar. Model-model dakwah yang disampaikan di televisipun tidak lain hanyalah mengikuti pangsa pasar yang ngetrend saat ini. Hal ini mencerminkan bahwa dakwah hanyalah berujung pada pencarian pelanggan dan pangsa pasar sehingga muaranya pada penumpukan harta pada golongan tertentu. Sehingga ruh dakwah saat ini kurang mengena di hati masyarakat.
    Bukti dari kurang mengena di hati masyarakat adalah masih banyaknya perzinaan, penistaan agama, bahkan korupsi di negeri ini masih melekat kental. Padahal kalau kita lihat pencerahan pencerahan yang diberikan dari para dai digembor-gemborkan namun anehnya gemboran tadi tidak bisa mengena di hati masyarakat. Matinya tangan da’i dalam berdakwah inilah terpicu karena hal-hal yang telah diuraikan diatas tadi. Jadi, saya disini sependapat dengan pemikiran yang bapak kemukakan bahwa saat ini tangan-tangan da’i dalam berdakwah telah nampak di zaman ini.
     Masukan yang saya berikan ini bukan bertujuan menjatuhkan  segelinir orang  ataupun kelompok, namun inilah realita yang umat islam hadapi di era modern ini. Semoga bisa membuka diri kita untuk terketuk hati kita dalam menyampaikan risalah dakwah yang telah mati sekarang ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar